Sabda Bahagia disampaikan pada kita agar yang mendengarkan itu berbahagia. Jika tidak bahagia, bisa jadi kita sedang banyak masalah.
“Apa sejatinya makna Sabda Bahagia Tuhan bagi kita?”
Coba dicermati. Kita membuka hati dan memaknai pesannya itu. Yang disebut sebagai orang yang berbahagia adalah mereka yang miskin, menangis, lapar, dicela, dibenci, dikucilkan, dan yang ditolak.
Bahwa kita miskin, lapar, dibenci, dikucilkan, ditolak, dan dicela, iya, itu benar. Tapi apa yang kita lakukan, ketika dalam kondisi itu? Dekatkah kita dengan Tuhan? Apakah kita mohon penghiburan-Nya? Kita merindukan dan mohon kekuatan dari-Nya? Apakah kita tetap mendoakan, mengasihi, mengampuni, dan memberikan berkat pada sesama? Jika hal itu dilakukan dalam kondisi di atas, sungguh sebutan yang berbahagia itu layak dan pantas diberikan kepada kita.
Hal itu tandanya, hidup kita sudah matang dan dewasa, baik secara jasmani dan rohani. Setelah kita melewati semua itu, anugerah besar diberikan kepada kita, yaitu kerajaan-Nya jadi tempat tinggal kita, kepuasan jasmani dan rohani telah disiapkan, penghiburan diberikan kepada kita, dan upah besar diberikan kepada kita, yaitu keselamatan jiwa ini.
Jika kita lulus ujian yang sulit dan berat ini, maka bersyukurlah pada Tuhan, sebab Dia tidak pernah meninggalkan kita.
Berbahagialah senantiasa, karena Tuhan menyertai kita, bahkan hingga akhir zaman!
Rm. Petrus Santoso SCJ