Kesibukan Orangtua Siswa di Awal Tahun Pelajaran di Sekolah
Oleh : Simply da Flores
| Red-Joss.com | Beberapa waktu lalu, ketika berada di kampung, ada aneka ragam cerita para orangtua tentang perubahan musim, soal panen, harga komoditi yang berubah dan terus menurun, serta adanya tanaman perdagangan tertentu yang terkena hama maupun beberapa tahun tidak berbuah. Muaranya adalah soal aneka kebutuhan keluarga yang semakin sulit dipenuhi. Lalu, cerita dari yang di kota pun, bahwa banyak pabrik dan tempat usaha macet, lapangan kerja semakin sulit, maka pengangguran meningkat serta banyak masalah sosial dan kriminal.
Menjelang tahun ajaran sekolah, para orangtua yang petani, nelayan dan buruh sungguh didera persoalan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak. Biaya pendidikan, perlengkapan sekolah serta hal pendukung lain, begitu sulit diatasi. Anak-anak yang sedang giat belajar meraih masa depan, akhirnya menjadi korban. Tidak hanya soal kebutuhan sekolah, namun asupan gizi di tengah keluarga pun menjadi masalah.
Sedangkan di sekolah pun mengalami transisi mekanisme metode belajar, sesuai perkembangan zaman digital. Ujungnya adalah perlu uang/biaya yang pasti dibebankan ke siswa dan orangtua, untuk melakukan berbagai tugas digital dari guru. Daftar tagihan kebutuhan kepada orangtua makin panjang, sementara sumber pendapatan semakin sulit.
Sementara kondisi sulit dialami para orangtua yang ekonominya morat-marit, ada fenomena menarik sehubungan dengan banjir kunjungan politisi. Para pegiat parpol dan caleg semakin gencar kegiatannya di kota maupun kampung untuk mencari simpati dan suara rakyat. Banyak janji manis diobral, ada parade makan minum serta sebaran informasi; baik di media sosial maupun melalui spanduk, stiker, selebaran dan kertas profil. Maka, tak heran suasa mengambang dan membingungkan sering dijumpai di tengah masyarakat.
Para orangtua yang menghadapi kesulitan untuk pembiayaan pendidikan anak, tidak saja di Paud dan TK, atau SD – SLTP dan SLTA, tapi juga yang di Perguruan Tinggi. Perubahan kurikulum dan arus zaman, sangat menantang dan mendera orangtua yang ekonominya sederhana, dalam menjamin pendidikan anaknya. Negara memang mengalokasikan banyak dana untuk pendidikan, namun faktanya orangtua masih mengalami kesulitan demi membiayai pendidikan anak. Entah di mana persoalannya dan bagaimana harus menemukan solusinya.
foto ilustrasi : istimewa

