Oleh : Simply da Flores
| Red-Joss.com | Selama seminggu terakhir di grup WA komunitas se-asal dengan saya, ada salah satu topik menarik dibicarakan. Tentang “Watu Mahe – Watu Mahang, Wua Mahe,” – tempat ritual sakral warisan leluhur berbentuk bangunan batu. Tempat ritual itu ada di tengah kampung, di depan rumah adat suku, ada di hutan yang disakralkan, di kebun suku, juga di rumah keluarga.
Bangunan batu ritual tersebut, dibuat untuk kegiatan adat budaya, memberi sesajen kepada leluhur, penjaga alam lingkungan dan Sang Pencipta. Dalam setiap komunitas adat budaya, baik di tanah air maupun luar negeri, ada namanya masing-masing serta tata ritualnya yang khas.
Dalam kenyataan zaman sekarang, masih banyak yang digunakan serta dijaga komunitas adat pemiliknya, ada yang mulai berkurang digunakan, bahkan ada yang terlantar dan menjadi serpihan puing kampung. Alasannya pun khas bagi masing-masing komunitas pemilik. Antara lain, bagi yang sudah menelantarkan, yakni karena tokoh adat pendahulu tidak melakukan ritual dan mewariskan, juga diterjang pengaruh luar, serta banyak perubahan modernisasi.
Dari fakta yang berbeda di setiap komunitas adat, tentang tempat ritual sakral, satu hal yang bisa ditelisik, yakni soal manfaat dan relasi sakral dengan komunitas pemiliknya. Jika masih dialami manfaatnya, maka pasti dipelihara dan dilestarikan. Jika sudah diragukan dan dirasakan tidak bermanfaat, maka pasti tidak dijaga dan ditinggalkan.
Hemat saya, tentang tempat ritual sakral, baik dalam komunitas adat budaya, maupun dalam agama, semuanya sangat tergantung pada komunitas pemilik tempat ritual, terkhusus para pemangku adat dan pelaksana ritualnya. Ada ungkapan yang sering didengar yakni soal kebiasaan, tradisi, dan aturan sakral sejak leluhur.
Lalu, banyak ditemukan zaman sekarang, dan ada yang membenarkan kebiasaan/tradisi ritual itu, karena biasa dilakukan. Namun, jarang ditanya, dipahami dan dimengerti. Sebaliknya, ada harapan ideal yakni lebih penting “membiasakan yang benar, baik dan berguna” – daripada membenarkan yang biasa tanpa dipahami makna dan manfaatnya.

