Simply da Flores
0.
Dalam sebuah musyawarah alam
untuk mengajari perilaku zaman manusia sekarang
Unsur alam lingkungan semesta
memberikan pendapat tentang keadilan
agar didengarkan dan dilakukan manusia
1.
Batu-batu angkat bicara
Keadilan itu harus keras kokoh
dalam sanubari jiwa manusia
agar jadi landasan berpikir
untuk membuat keputusan yang benar dan tepat
2.
Sungai, danau, dan hujan tidak setuju
“Keadilan harus lentur seperti air
dan selalu menyesuaikan diri dengan wadah di mana dia berada
Keadilan itu air yang memberi kesegaran dan kadang sirna sosoknya setelah berperan”
3.
Berbeda lagi pendapat angin
“Keadilan itu harus bebas ke mana saja
Dia dirasakan ada tetapi tidak kelihatan
Keadilan harus jadi udara bagi nafas manusia
Tanpa nafas keadilan maka manusia mati”
4.
Bara api berdiri dan berbicara
“Kehidupan manusia memerlukan bara api
Keadilan adalah api semangat dalam jiwa raga manusia
Keadilan itu roh kehidupan setiap pribadi
agar tahu dan sadar akan hakikat jati dirinya”
5.
Giliran matahari memberikan pendapat
“Seluruh dunia akan gelap gulita
termasuk jiwa raga manusia
Semesta bisa berkreasi dan berinkarnasi
karena ada sinar cahaya mentari
Keadilan adalah sinar cahaya bagi jiwa raga manusia
agar hidupnya bermakna”
6.
Lalu tiba giliran samudra bicara
“Keadilan bagi manusia harus jadi asin
dalam peran kehidupannya
Keadilan adalah bisa menyadari dan menerima fakta suka duka
sekaligus selalu siap memberi siang malam seperti ombak kepada pantai
Manusia tercipta untuk memberi dan berbagi”
7.
Saatnya debu tanah berbicara
“Manusia diciptakan dari debu tanah
setelah semua ciptaan lain disediakan
Artinya manusia hanya bisa hidup jika ada alam lingkungan semesta ini
Maka,
keadilan adalah kesadaran manusia akan hakikat diri
sehingga selalu berterima kasih dan bersyukur”
8.
Hutan rimba dan margasatwa berbicara
“Kami ingatkan pada manusia
jika terlalu rakus membabat hutan dan merusak alam lingkungan
Maka setelah kami perlahan punah
kekauatan alam semesta akan mengaminkan kemusnahan kalian
Keadilan adalah menggunakan alam dengan bijak dan bertanggung jawab
Alam ini berkah Sang Pencipta
warisan para leluhurmu dan pinjaman anak cucumu”
9.
Perwakilan makhluk alam gaib berdiri
sebagai pembicara terakhir kepada manusia
“Kami ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini
memang tidak terlihat oleh semua orang
Namun sering kami diperlakukan tidak adil dengan aneka stigma dan cap negatif
Banyak kejahatan dilakukan kalian manusia
demi puaskan hawa nafsumu
dan layani kesombongan kalian
Tetapi kami yang dipesalahkan sebagai penyebab
Biasa disebut kami setan dan iblis jahanam yang menggoda serta merasuki
Maka
mulailah jujur dan tahu diri kalian
lalu sadari hakikat jati dirimu
Keadilan adalah kejujuran kepada diri sendiri, sesama dan seluruh isi alam ini”
10.
Setelah musyawarah alam itu
semua kembali ke tempatnya masing-masing
Jutaan insan yang hadir diam
dan berjalan sunyi ke dalam diri pribadinya
Semua akan terlihat dalam pilihan dan keputusan hidup sehari-hari
Mau jadi apa dan siapa
dalam perkataan dan amal perbuatan
Entah ada yang tidak mau peduli dan melanjutkan kesombongan dirinya
Entah ada yang mendengar dan menyadari saja
Entah ada yang sadar dan makin insyaf menghayati
Entah ada yang sungguh bertemu jiwa raganya
dan mengubah pribadi sesuai hakikat jati dirinya
Roda waktu terus berputar
debu tanah dan angkasa raya menyaksikan pasti
Angin udara mencatat saksama dalam setiap desah nafas pribadi
Tak ada yang mampu menipu diri pribadinya
dalam jejak langkah nafas
yang dibatasi ruang dan waktu
oleh Sang Maha Adil
Sang Pemilik seluruh jagat semesta ini