Simply da Flores
1.
Tanah air dilanda demonsttasi
Ada purnama dan gerhana total
Bulan berwajah api dan darah
Tiga hari hujan mengguyur Bali
juga di berbagai wilayah lain
Terjadi di bulan September
yang biasanya sedang terik kemarau
Banjir bandang datang melanda
aktivitas sekejab berubah total
Angkasa menangis dan menggugat bumi
Mengapa langit mengguyur air mata?
2.
Musim alam sedang pancaroba
banyak wilayah negeri merasakan demikian
Flores pun ada banjir bandang
Pemukiman porak poranda
Sawah ladang dan kota diterjang
ada banyak yang terluka
bahkan ada yang hanyut dan wafat
Duka lara mendera keluarga
Teriakan lara derita membahana
Mengapa ini harus terjadi?
Mengapa begini dan ini salah siapa?
Siapakah yang jadi penyebabnya
Di mana harus mengadu dan berharap?
3.
Media sosial viral memberitakan
ada upaya menolong para korban
ada ungkapan belasungkawa solidaritas
Dan ada banyak tanya menggugat
Mengapa ada hujan di musim kemarau
Mengapa terus ada banjir bandang
Mengapa harus ada korban harta dan nyawa
Bagaimana harus menolong korban
Apa caranya atasi masalah banjir bandang
Ke manakah korban mendapat solusi?
Demonstrasi masih terus berlangsung
menyuarakan amanat penderitaan rakyat
Bahkan pendemo rela diguyur hujan
agar tuntutannya didengarkan dan ada solusi
4.
Setiap pribadi punya jawaban
ini salah apa dan dosa siapa
Banyak instansi dan lembaga introspeksi
Mungkin tentang tata ruang dan pemukiman
Mungkin soal korupsi dan tata kelola alam lingkungan
Mungkin tentang hutan yang gundul dibabat
Mungkin soal lalai ritual adat budaya
Mungkin pertanda kehidupan sosial politik
Ataukah semesta lagi meruwat kesadaran insan
dan alam jagat sedang mengadili manusia?
5.
Balada banjir bandang terjadi
fenomena alam terus berbicara
Tegaskan mutlaknya hukum jagat raya
Ingatkan kelakuan sombong tamak manusia
yang membabat hutan dan mengorek bumi seenaknya
yang membangun sesuka hatinya
yang membuang sampah sembarangan
Yang hidupnya sudah jadi sampah
karena meneteskan air mata sesama
serta merenggut hak dan nyawa rakyat
Adakah selera manusia mampu hilangkan hukum semesta
Masihkah manusia menghormati alam
dan bersujud syukur pada Sang Pencipta?
Mari diam hening memutuskan
jawaban diri pribadi kita