“Hidup adalah nafas doa. Dengan saling mendoakan, kita diberkati-Nya.” -Mas Redjo
…
Sederhana, tapi sangat jelas dan itu fakta. Ketika hidup ini tidak dinafasi doa, hidup ini serasa berat, ngap, dan menderita.
Saya tidak sekadar merasakan, tapi mengalami. Hidup tanpa berdoa itu membuat dada saya menyesak dan sakit, karena serasa tiada oksigen untuk dihiruf dan bernafas.
Sebaliknya, ketika hidup ini dinafasi dengan doa, dada saya serasa longgar, nyaman, dan damai.
Didasari pengalaman, karena saya pernah kecewa dan malas berdoa serta hidup ini serasa hambar, saya lalu mencoba untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan Gereja.
Alasan aktif dan srawung dengan banyak orang, karena saya ingin mewujudkan doa itu lewat tindakan agar jadi nyata.
Jujur, untuk memulai dan berubah dari sifat malas itu berat sekali. Tapi dengan memandang Yesus yang di salib dan memohon pertolongan rahmat-Nya, perlahan saya bangkit untuk hidup baru.
Ajaib! Semula saya malas-malasan, tapi dengan rajin berdoa tubuh saya makin nyaman untuk beraktivitas. Bahkan hidup serasa dimudahkan. Sehingga perlahan, tapi pasti usaha saya juga menampakkan hasil yang cukup signifikan, dan maju.
Buah-buah doa dan kasih yang diwujudkan ke dalam perbuatan itu juga membawa dampak luar biasa. Di sekitar saya dipenuhi wajah yang cerah sumringah.
Dengan berbuat baik dan amal kasih pada sesama, kita tidak hanya didoakan mereka, tapi juga berarti kita mendoakan diri sendiri.
Dengan saling mendoakan, kita diberkati Tuhan.
Teruslah berbuat baik!
…
Mas Redjo