| Red-Joss.com | Kegagalan kita untuk mencapai suatu target dari pencapaian hidup itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Ingin menjadi bersih, tapi tidak kudus.
-
Ingin tampak selalu baik, tapi tidak pernah berusaha untuk menjadi baik. Akhirnya, yang terjadi kontradiktif di dalam kehidupan kita.
Padahal kekudusan itu seharusnya saling melengkapi:
- Yang di dalam dan yang di luar harus sejalan.
- Yang dipikirkan dan yang dilakukan harus sesuai.
- Yang dikatakan dan yang dijalankan harus padu.
- Yang dikatakan dan yang dicontohkan tidak berbeda.
Setiap orang butuh petunjuk arah dan jalannya.
Kita sungguh bangga dengan pembaharuan hidup yang dialami oleh Santo Paulus. Dia mendapatkan petunjuk dan perjalanan hidup yang menurutnya lebih baik, “Saya tidak malu dengan Injil. Itulah kuasa Allah bagi keselamatan setiap orang yang beriman…” (Roma 1: 16).
Sebelumnya dia seorang Farisi, taat dengan hukum, dan seorang yang sangat sombong. Sekarang, dia telah menemukan pribadi utama yang menuntun hidupnya, yaitu Tuhan Yesus sendiri. Yesus itulah yang diwartakan oleh Santo Paulus kepada kita lewat surat-suratnya.
Jadi, tidak ada waktu untuk menunda lagi, Tuhan Yesus harus diwartakan, dan hal-hal-hal yang baik tentang-Nya harus disampaikan kepada semua orang. Bagi orang yang percaya, keselamatan diberikan kepada mereka, apa pun status hidup mereka. Tidak ada pembedaan. Yang dibutuhkan adalah keterbukaan hati.
Bersama Tuhan Yesus sebagai teladan hidup agar hidup kita jadi baik dan kudus.
…
Rm. Petrus Santoso SCJ

