“Dalam nama Maria, kita belajar rendah hati, dalam kerahiman Kristus kita melihat dengan jelas.”
Hari ini kami merayakan “Nama Tersuci Maria,” wanita sederhana yang selalu menuntun kami kepada Yesus. Seperti Pemazmur yang bernyanyi, “Engkaulah pelindungku, Engkaulah bagian warisanku,” demikian pula Maria mengajar kami untuk menyerahkan seluruh hidup ini kepada Tuhan.
Yesus mengingatkan kami agar tidak jadi penuntun yang buta dan tidak cepat menghakimi orang lain, sedang kami mengabaikan balok di mata sendiri.
Tuhan, kami sering kali jatuh dalam kesombongan, karena lebih mudah melihat kesalahan orang lain, tapi lambat menyadari kelemahan diri sendiri. Berilah kami rahmat untuk mulai dengan hati sendiri, agar kami dapat melihat dengan jernih.
Seperti Santo Paulus yang pernah sombong dan keras hati, tapi diubah jadi Rasul melalui kerahiman Kristus. Demikian pula kami, ya Tuhan. Ubahkan kelemahan kami jadi kekuatan, kebutaan jadi terang, kesombongan jadi kerendahan hati yang melayani.
Ya, Nama Tersuci Maria, Bunda yang rendah hati, engkau yang membuka hati sepenuhnya pada rencana Allah, tuntunlah kami untuk hidup dalam ketaatan dan kasih. Ajarlah kami untuk tidak jatuh pada sikap menghakimi, melainkan pada kerahiman; bukan pada kesombongan, melainkan pada kasih yang tulus.
Tuhan Yesus, terangilah mata kami agar melihat sesama dengan belas kasih, dan memperlakukan mereka sebagaimana Engkau memperlakukan kami: penuh kesabaran, pengampunan, dan kebaikan. Sebab hanya dalam Engkau ada jalan kehidupan, kepenuhan sukacita, dan damai yang kekal.
“Yesus, Engkaulah Andalanku.” Amin.
HD
(Bapak Herman Dominic dari Paroki Annunciation Church, Arcadia, di Keuskupan Agung Los Angeles, IC-ADLA)