Konflik Yesus dengan orang Farisi dan ahli kitab tentang murid-murid-Nya yang tidak berpuasa bermuara pada pesan pembaruan mentalitas dan perilaku hidup rohani yang diungkapkan Yesus dalam Frase ”…anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru”.
Hidup beriman adalah sebuah relasi kasih yang dinamis. Ungkapannya pun dinamis. Makin dekat dan intim dengan Allah, kian mendalam pula ungkapan kedekatan kita dengan-Nya. Ungkapan itu tidak hanya tampak dalam kata-kata doa yang kita panjatkan, pengajaran indah dan menarik, kebiasaan ibadat yang luar biasa, tapi juga harus tampak dalam perkataan, cara berpikir, kemampuan emosional, dan perilaku. Ungkapan atau praktik hidup beriman tanpa relasi adalah sebuah formalitas kosong yang tidak akan menumbuhkan relasi dengan Allah.
Hidup beriman kita juga demikian. Membangun relasi iman dengan Allah lebih daripada mengajarkan hal-hal praktis hidup orang beriman. Pengalaman iman akan Allah adalah dasar dari hidup beriman. Jika setiap tindakan iman kita didasarkan pada kesadaran dan pengalaman akan Allah ini maka setiap tindakan iman itu akan memupuk dan memperdalam relasi kita dengan Allah.
“Ya, Allah Bapa, izinkan kami boleh mengalami kehadiran dan kasih-Mu melalui peristiwa hidup sehari-hari. Semoga setiap ungkapan iman kami yang didasarkan pada pengalaman kasih itu makin mempererat relasi kami dengan-Mu. Amin.”
Ziarah Batin