Bagian 9
| Red-Joss.com | Harapan adalah kebajikan teologis dalam teologi Katolik, terkait erat dengan iman. Ini adalah kebajikan yang dengannya kita inginkan dan percaya pada janji Tuhan tentang hidup kekal dan rahmat untuk mencapainya. Harapan itu memungkinkan kita untuk menempatkan kepercayaan kita pada belas kasih dan kebaikan Tuhan, bahkan di tengah kesulitan dan cobaan.
Dalam Katekismus Gereja Katolik memberikan penjelasan terperinci (paragraf 1817). Bahwa “Harapan adalah kebajikan teologis yang dengannya kita menginginkan kerajaan Surga dan kehidupan kekal sebagai kebahagiaan kita. Menempatkan kepercayaan kita pada janji Kristus agar kita tidak bergantung pada kekuatan sendiri, tapi pada bantuan rahmat Roh Kudus.”
Harapan itu bukan sekadar angan-angan atau optimisme, melainkan harapan yang percaya diri berakar pada kesetiaan dan kasih Tuhan. Dalam paragraf 1818, dinyatakan bahwa harapan adalah harapan yang yakin akan berkat Ilahi dan visi yang indah dari Tuhan.
Harapan itu berhubungan erat dengan iman. Kebajikan adalah karunia dari Tuhan yang bekerja bersama dalam kehidupan orang percaya. Dalam paragraf 1814 dijelaskan, bahwa iman adalah kebajikan teologis yang dengannya kita percaya kepada Tuhan dan percaya semua yang Dia katakan dan ungkapkan kepada kita. Gereja Suci mengusulkan untuk kepercayaan kita, karena Dia adalah kebenaran itu sendiri. Dengan iman, manusia bebas menyerahkan seluruh dirinya kepada Tuhan. Untuk alasan ini, orang yang percaya berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan. Orang benar hidup dengan iman. Mereka menaruh harapan pada Tuhan dan janji-Nya.
Harapan itu tidak hanya terfokus pada masa depan, tapi juga memiliki implikasi untuk masa kini. Dalam paragraf 1820 dinyatakan, pengharapan Kristen mengambil dan memenuhi harapan orang-orang pilihan yang memiliki asal dan teladan dalam harapan Abraham, diberkati berlimpah oleh janji Tuhan yang digenapkan dalam Ishak, dan disucikan oleh ujian pengorbanan. Berharap melawan harapan, ia percaya, dan dengan demikian menjadi Bapak banyak bangsa.
Harapan itu juga memiliki dimensi komunal, karena hidup di dalam komunitas orang percaya, Gereja. Dalam paragraf 1821 dijelaskan, kebajikan teologis dari iman, harapan, dan amal memberikan kehidupan kepada kebajikan moral. Dengan demikian, amal membawa kita untuk memberikan kepada Tuhan, bahwa kita sebagai makhluk berutang kepada-Nya dalam semua keadilan. Pengharapan itu memungkinkan kita untuk menginginkan Surga dan hidup kekal, percaya pada janji Kristus. Kita tidak bergantung pada kekuatan sendiri, tapi pada bantuan rahmat Roh Kudus. Akhirnya, iman memberi kita kapasitas untuk percaya pada firman Tuhan dan untuk menjawabnya, percaya pada kebenaran dan mengandalkan-Nya.
Singkatnya, harapan dalam teologi Katolik adalah kebajikan teologis. Dengannya kita inginkan dan percaya pada janji Tuhan tentang hidup kekal dan kasih karunia untuk mencapainya. Ini adalah harapan orang percaya yang berakar pada kesetiaan Tuhan, terkait erat dengan iman, dan hidup di dalam komunitas orang beriman. Harapan itu memberi kita kekuatan untuk bertahan di masa sulit dan untuk menempatkan kepercayaan kita pada belas kasih dan kebaikan Tuhan.
…
Rm. Petrus Santoso SCJ