Keberanian mendorong perempuan yang dikenal sebagai seorang berdosa itu datang menemui Yesus di rumah orang Farisi. Sungguh sebuah tindakan yang luar biasa; menerobos rasa takut dan malu untuk mendapat pengampunan Tuhan!
Perbuatan pertobatan ini dijadikan oleh Yesus sebagai pertanyaan refleksi bagi orang Farisi yang mengundang-Nya; yang di dalam hati mempertanyakan sikap Yesus yang diam dan menerima wanita ini yang dengan berani melakukan segala perbuatan tersebut.
Dalam bertobat, tidak ada kata ‘malu’ dan ‘takut’ dilihat orang. Kita hadir dengan penuh kesadaran dan keberanian, bahwa kita tidak berdaya dan jatuh ke dalam dosa. Kita tidak layak di hadapan Tuhan dan hanya mengandalkan kerahinnan serta kemurahan hati-Nya. Harga diri tinggi, gengsi, dan malu itu dapat menghambat kita untuk membangun pertobatan yang sempurna.
Demikian pula dalam membangun relasi dengan orang lain. Ketika kita berbuat salah, kita perlu dengan rendah hati mengakui kesalahan kita.
“Ya, Bapa, ampunilah segala dosa dan kelemahan kami. Jauhkan kami dari rasa tinggi hati dan gengsi dalam membangun pertobatan sejati. Amin.”
Ziarah Batin