Oleh: Simply da Flores
| Red-Joss.com | Sejarah kelam nasib para perantau, yang dikenal dengan tenaga kerja ilegal, sepertinya tak ada ujung. Khusus di wilayah propinsi NTT, kisah perantauan sejak lama terjadi. Yang paling tragis adalah maraknya tindak pidana perdagangan orang, lalu banyak yang pulang dalam peti jenazah. Hanya doa dan kesedihan, namun belum mampu menemukan jalan solusi terbaik. Lalu coba kucatat dalam sajak:
Pesan Para Pahlawan Kehidupan
Mereka berkelahi dengan nasib
Berlari tinggalkan kelamnya nasib
berjuang mengejar besok cerah
meraih cahaya di tanah rantau
Berbekal sepotong doa sahaja
“Hidup ini berharga
nasib harus diperjuangkan
Gelombang samudra diterjang
Gulita malam mesti disibak
Belenggu kemiskinan harus diputus”
Seperti pedang bermata dua
kiri kanan tajam menghujam
Maka harus membela diri
dan berjuang terus menghindari
karena sayang pada pribadi
karena membela kehidupan ini
Maka
berani tinggalkan kampung halaman
pergi ke negeri seberang
Entah apa pun terjadi
Entah tak punya surat legalitas
Entah melalui para calo
Entah tanpa ketrampilan memadai
Entah dihadang aneka resiko
Bahkan
harus pulang dalam peti
dan disambut air mata
Kehidupan begitu berharga
maka harus dibela dimaknai
dengan seluruh jiwa raga
Bukan dengan kata-kata
Bukan dengan tidur bermimpi
Bukan dengan belas kasihan
Tetapi
mencakar badai dengan jemari
melukis gelombang dengan keringat
menganyam nasib dengan keringat
Demi kehidupan lebih baik
bahkan demi sanak keluarga
Para pahlawan kehidupan itu
dipuji ketika memberi uang
dicaci ketika tersandung legalitas
diabaikan ketika jenazah di peti
Dan
sesaat jadi berita medsos
Sedangkan para penikmat jasanya
berpesta pora atas tipu daya
pada nasib lara derita
semua perantau pencari kerja
Padahal
Mereka pahlawan kehidupan sejati
Damailah jiwamu di pangkuan Ilahi
Sang Maha Adil dan Pengasih
…
Foto Ilustrasi: Istimewa

